Review kajian tafsir surat An-Nisa ayat 1 oleh Prof. Muhammad Quraish Shihab





-          Kajian ini ditayangkan pada tanggal 16 Januari 2016 di stasiun televisi Metro TV
-         Ineke Koeserawati sebagai pembawa acara  dan Prof. Quraish Shihab sebagai narasumber.
-        Pengajian ini dihadiri oleh jama’ah majlis ta’lim dari ATS ISQ, An-Nisa  pengurus pusat Bhayangkari, dan Duta Ikhlas Al-Indah.

Quraish Shihab mengawali penjelasannya dengan memperkenalkan Surat An-Nisa terlebih dahulu. Seperti menjelaskan banyaknya ayat, nama lain dari surah dan juga kandungan secara global yang terdapat didalamnya.

Surah An-Nisa terdiri dari 160 ayat dinamakan juga surah An-Nisai al-Kubro dikarenakan memiliki ayat yang relatif banyak.
Beliau menjelaskan, dalam surah An-Nisa memang banyak sekali menjelaskan tentang perempuan dan kehidupan rumah tangga.
Secara umum, kandungan surah An-Nisa terdiri dari lima bahasan pokok, diantaranya:
-          Ke-Esaan Allah
-          Keadilan, seperti menjelaskan hak-hak perempuan  dan pembelaan terhadap anak yatim.
-          Kewajiban taat kepada yang berwewenang
-          Lawan-lawan Islam
-          Kisah umat terdahulu

Quraish Shihab mulai menjelaskan penafsirannya dengan membacakan ayatnya satu per-satu yang kemudian beliau jelaskan penafsirannya secara rinci.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Surah An-Nisa diawali dengan lafadz Ya Ayyuha An-Naas. Redaksi tersebut biasanya digunakan untuk ayat yang turun di Makkah, akan tetapi surah ini turun di Madinah pada tahun ke-4 setelah Nabi Muhammad SAW hijrah.
Ayat pertama menjelaskan mengenai ketakwaan. Takwa menurutnya adalah kehati-hatian, dalam arti bahwa manusia harus berhati-hati terhadap ancaman atau siksa Tuhan. Namun Tuhan adalah Raab  yakni pemelihara, yang berarti ayat ini merupakan cerminan kasih sayang Tuhan sebagai pemelihara terhadap manusia. Takwa bukanlah kepentingan Tuhan, melainkan kepentingan manusia itu sendiri. Tuhan yang memelihara manusia adalah Dia yang menciptakan mereka.
Min Nafsin Wahidah, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud lafadz ini adalah Nabi Adam AS dan seluruh manusia berasal yang dari Nabi Adam AS dan dari Adam pula Allah menciptakan pasangannya. Pada dasarnya hal ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antar manusia, baik itu dilihat dari suku ataupun jenis kelamin seuanya memiliki derajat yang sama.
Ada juga penafsiran yang mengatakan bahwa  Min Nafsin Wahidah bahan yang sama yakni dari tanah. Jika ada yang mengatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk ini artinya ada perbedaan bahan, padahal pendapat ini tidak didukung oleh banyak ulama. Baik lelaki ataupun perempuan, semuanya berasal dari pembuahan antara sperma dan ovum.
Wa Khalaqa minha jawzaha , dan Allah menciptakan dari jenis yang sama itu pasangannya. Lalu Allah mengembang biakkan dari keduanya (laki-laki dan perempuan) menjadi lebih banyak.
Wa attaqu Allaha Alladzi tasaa’aluuna bihi wa al-arhaam..
Ungkapan takwa diulangi lagi pada ujung ayat yang memiliki makna bahwa manusia saling meminta untuk kepada yang lain dengan menyebut “Demi Allah bantulah saya” dan pelihara juga hubungan silaturahim. Al-Arham berasal dari kata Rahim yang berarti sesuatu yang keluar dari rahim itu adalah hal yang paling dikasihani dan paling dirahmati. Manusia berasal dari rahim yang sama, yakni dari rahim pasangannya Adam, ini berarti bahwa seluruh manusia harus saling mengasihi dan menyayangi serta memelihara hubungan dengan baik satu sama lain.
Innallaha kaana alaikum rokiiba. Sesungguhnya Allah mengawasi kamu, dan yang mengawasi berada diatas , ayat ini memiliki pesan untuk berhati-hati.
Allah mensifati diRI-Nya dengan sifat Rahim sebanyak tiga kali, dan dua diantaranya dalam hubungan kehidupan rumah tangga. Ini artinya peliharalah hubungan kekeluargaan, suami berhati-hati dalam menjaga istri dan istripun berhati-hati dalam menyikapi suami karena Allah mengawasi mereka dan bisa saja memberikan sansi atas apa yang diperbuatnya. Maka dari itu bertakwalah agar Allah tidak memberikan sansi kepada manusia.

Dari penafsiran Quraish Shihab diatas, dapat dipahami bahwa beliau menjelaskan ayat secara rinci per-kalimat dan mudah dipahami oleh para jama’ah yang hadir.

Komentar

  1. Titanium vs tungsten: the best way to get from - iTanium Art
    ‎Titan vs tittanium Tungsten titanium hammer Review · ‎Shark titanium wedding ring Tank · ‎Game Designer · sia titanium ‎Titan vs titanium mug Tungsten

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAFSIR SURAT AN-NISA AYAT 100 TENTANG HIJRAH MENURUT IBN KATSIR

Resume Tafsir Aqidah