TAFSIR SURAT AN-NISA AYAT 100 TENTANG HIJRAH MENURUT IBN KATSIR
A. Teks Ayat dan Terjemah
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا
كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ
عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya : Barang
siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya
dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
B. Tafsir Ayat Menurut Ibnu Katsir
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا
كَثِيرًا وَسَعَةً
ini merupakan dorongan untuk berhijrah dan anjuran untuk memisahkan diri
dari orang-orang musyrik dan bahwa saja kemana orang mukmin pergi ia akan
mendapatkan keluasan dan tempat perlindungan yang mana ia dapat membentengi
diri disana[1].
Al-Muraagham, adalah mashdar, Ibnu Abbas
berkata : al-muragham adalah berpindah dari satu tempat ketempat lain. Dan
lafadz وَسَعَةً ( luas) yaitu rizki.
وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ
بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ
فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ maksudnya, barang siapa
yang keluar rumah dengan niat hijrah, lalu mati ditengah perjalanan, maka ia
telah memperoleh disisi Allah pahala orang yang berhijrah[2].
C. Analisa Penulis Terhadap Surat An-Nisa ayat 100 tentang
Hijrah.
Menurut tafsir Ibnu Katsir
terhadap ayat diatas menjelaskan bahwa hijrah dapat diartikan dengan dua
pespektif. Pertama, hijrah fisik, hijrah diartikan dengan perindahan dari suatu
tempat yang dianggap membahayakan atau mengancam seseorang ke tempat yang lebih
aman dan tidak membahayakan. Maka barang siapa yang berpindah ketempat yang
lebih baik Allah akan meluaskan kepadanya rizki di atas bumi ini. Kemudian
apabila seseorang berniat keluar rumah untuk hijrah, kemudian meninggal saat
diperjalanan sebelum ia sampai ke
tempat yang ia maksud, maka Allah akan memberikan pahala kepada orang itu
sesuai dengan pahala orang yang berhijrah. Kedua, hijrah maknawi, maka
hijrah diartikan sebagai berpindahnya seseorang
dari keburukan menuju kebaikan, dari maksiat menuu taat, dari malas menuju
rajin dan lain sebagainya. Dan apabila seseorang itu meninggal dunia dalam
proses menuju kebaikan maka Allah memberikan pahala yang sama dengan orang yang
berhijrah sempurna. Sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW.
عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن
الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول " إنما
الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله
فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته
إلى ما هاجر إليه " متفق عليه
|
Dari
Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata
: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala
amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai
niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu
Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya,
maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”[3].
|
Kemudian Allah mempertegas pahala
bagi orang yang hijrah dalam surat al-Baqarah ayat 218
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ
رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah,
dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam sebuah riwayat yang terdapat pada kitab Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim dijelaskan bahwaada seorang lelaki yang membunuh 99
orang. Kemudian disempurnakan dengan orang keseratus dengan membunuh seorang
ahli ibadah. Kemudian dia bertanya kepada seorang alim tentang taubatnya. Maka
orang alim itu berkata “Siapa ang dapat menghalangi antara kamu dan taubat?”
Lalu lelaki itu diberi petunjuk untuk pindah dari kotanya, menuju kota lain
untuk beribadah kepada Allah. Maka ketika ia melangkahuntuk berhijrah dai
kotanya ke kota yang ia tuju, kematian menjemputnya ditengah perjalanan. Maka
Malikat rahmat berselisih dengan Malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata “ia
datang dalam keadaan taubat”, Malaikat adzab berkata “Dia belum sampai”. Lalu
mereka diperintah untuk mengukur negeri tersebut mana yang lebih dekat dengan
lelaki itu maka ia termasuk bagiannya. Maka Allah memerintahkan lokasi yang ia
tuju agar mendekat dari lokasi yang ia tinggalkan dan Allah memerintahkan
lokasi yang ia tinggalkan untuk menjauh. Sehingga mereka mendapatkan ia lebih
dekat dengan tempat hijrahnya sejengkal, maka Malaikat rahmat pun membawanya. Didalam
suatu riwayat mengatakan bahwa disaat kematian datang menjemputnya, dia
berupaya dengan dadanya untuk mendekat ketempat hijrahnya.
Dari riwayat diatas bisa dapat
kita simpulkan bahwa apabila seseorang berhijrah maupun secara fisik ataupun
maknawi maka Allah akan memberikn pahala baginya.
Komentar
Posting Komentar