Pengemis Cinta



Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, Kusimpan kasih-Mu dalam dada. Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu, Segera saja bagai duri bakarlah aku. Meskipun aku diam tenang bagai ikan, Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan Kau yang telah menutup rapat bibirku, Tariklah misaiku ke dekat-Mu. Apakah maksud-Mu? Mana kutahu? Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu. Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu, Bagai unta memahah biak makanannya, Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa. Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata. Aku bagai benih di bawah tanah, Aku menanti tanda musim semi. Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi, Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi. Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung Pada Hari Perhitungan nanti Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan di hadapan-Nya. Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya. Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan Lihatlah pepohonan ini! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan? Sang lili berbisik pada kuncup: “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.” Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan: “Bukankah Aku ini Rabb-mu?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAFSIR SURAT AN-NISA AYAT 100 TENTANG HIJRAH MENURUT IBN KATSIR

Resume Tafsir Aqidah